Situ Bagendit, http://bandung.panduanwisata.id/ |
Sebelum muncul danau, wilayah tersebut merupakan sebuah perkampungan dengan kondisi alam yang sangat subur. Namun, masyarakatnya hidup dalam kemiskinan. Penyebabnya adalah seorang janda kikir bernama Bagende Endit atau Nyi Endit. Ia membeli hasil panen penduduk dengan harga murah. Saat persediaan menipis, Nyi Endit menjualnya dengan harga mahal.
Suatu hari, datanglah seorang kakek yang meminta sedikit makanan dan minuman. Bukannya memberi, Nyi Endit malah mengusir, Hari berikutnya, kakek itu datang kembali. Perlakuan Nyi Endit masih sama. Pada hari ketiga, Nyi Endit semakin marah dan langsung mengusir kakek itu. Sebelum pergi, kakek itu menancapkan tongkatnya di halaman rumah Nyi Endit. Saat tongkat dicabut Nyi Endit, menyemburlah air dari lubang bekas tancapan itu. Makin lama air itu semakin besar dan banyak. Akhirnya menenggelamkan Nyi Endit dan seluruh hartanya. Dari situlah nama Situ Bagendit muncul.
Situ Bagendit sendiri merupakan kawasan wisata
sejak zaman penjajahan Belanda. Di sekitar danau berdiri hotel yang dibangun
pada tahun 1920. Akibat Perang Dunia II, Situ Bagendit terbengkalai dan hote
itu tinggal puing. Pada 1980-an, pemerintah membangun kembali Situ Bagendit.
Permukaannya dibersihkan dari eceng gondok dan tanaman liar. Berbagai fasilitas
penunjang pun dibangun.
Saat ini berbagai permainan sudah tersedia di
Situ Bagendit. Misalnya sepeda air, jet ski dan kano, Meskipun banyak permainan
modern yang tersedia, wisata rakit rupanya masih menjadi favorit sampai dengan
saat ini. Wisata rakit masih menjadi idaman dan andalah Situ Bagendit dalam
menarik pengunjung, baik itu dipakai untuk makan bersama sambil menikmati
pemandangan tengah danau, sampai kegiatan memancing para warga sekitar dan
warga di daerah Garut lainnya. Tak hanya itu saja, di pinggir Situ Bagendit
juga tersedia kereta mini. Setiap tahun, Pemkab Garut menyelenggarakan Festival
Bagendit yang berisi berbagai macam kesenian daerah seperti lais, debus, dan
hadro.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar